Pengembangan kurikulum selalu dikembangkan dari waktu ke waktu untuk memantapkan lulusan universitas dalam menghadapi dunia kerja. Kurikulum sebagai dasar dari proses pembelajaran agar ilmu yang didapatkan dapat berjalan dengan lancar, kondusif, dan interaktif sangat penting untuk diperhatikan. Karena tanpa adanya kemajuan dan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi yang sangat cepat, pastinya para mahasiswa Indonesia sudah kalah tempur sebelum berperang.
Dr. Riris Loisa, M.Si., Dekan Fikom Untar sekaligus anggota departemen kurikulum Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) diundang sebagai pembicara pada Workshop “Penyusunan Dokumen dan Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka” yang diadakan oleh Aspikom pada 27 Oktober 2020.
Beliau berbagi tentang apa yang dilakukan oleh Fikom Untar ketika mengembangkan kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). “Poin penting di dalam pengembangan kurikulum tersebut antara lain terkait penerapan untuk memberikan hak atau kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi di dalam Perguruan Tinggi (PT) dan belajar di luar PT,” tuturnya.
“Kurikulum MBKM justru merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis KKNI SNDIKTI, dimana unsur pengalaman yang ada di dalam capaian belajar pada kurikulum sebelumnya saat ini diperluas.”
Beliau sendiri juga berkata bahwa Fikom Untar sudah melakukan beberapa langkah terkait perubahan kurikulum ini, yang tentunya di bawah koordinasi Universitas khususnya Lembaga Pembelajaran Untar. “Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan meliputi analisis dokumen, perancangan pembangan kurikulum, sosialisasi kepada dosen dan mahasiswa, serta penerapannya yang dimulai pada semester ganjil 2020/2021.”
Beliau berpesan, “Kurikulum MBKM ini membuka peluang untuk memeperluas wawasan, kesempatan untuk membangun jaringan serta berkolaborasi dengan teman-teman dari berbagai program studi ataupun dari Perguruan Tinggi lain, dan kesempatan untuk belajar langsung di dunia industri. Peluang ini silakan dimanfaatkan seoptimal mungkin.” (CA)