Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara (LPPM Untar) melalui Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition ke-35 oleh Kementerian Perdagangan pada 10-16 November 2020 dengan mengangkat tema “Development of Wood Carving Furniture Designs in Jepara”.
Dalam pembukaannya, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan bahwa pada esensinya, nilai daya saing sangat bergantung pada kualitas, kreativitas, desain, teknologi, inovasi, dan kekuatan untuk menangkap peluang.
FSRD Untar melanjutkan Virtual Exhibition ini dengan Virtual Forum Group Discussion (FGD) “Hasil Penelitian Pengembangan Design Furniture Ukir Kayu Di Jepara Indonesia” yang terbagi menjadi 2 sesi yakni nasional dan internasional. FGD nasional diadakan pada Sabtu (14/11), mengundang para reviewer yang terdiri dari berbagai kalangan seperti praktisi senior pasar furnitur ekspor dari Solo Murwat, akademisi desain dan arsitek dari Jepara Ariyanto, praktisi bisnis furnitur kayu dari Jakarta Ade Firman, praktisi bisnis dan arsitek dari Bali Restu Agus Pidekso, serta praktisi industri furnitur ekspor dari Jepara Jamhari, tokoh senior dan pakar ukir kayu dari Jepara Soekarno, pakar industri furnitur rotan ekspor dari Cirebon Djaso Saputra, serta pakar mebel ukir kayu Indonesia dari ISI Yogyakarta Prof. S.P. Gustami.
Pada sambutannya Rektor Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat baik karena mendukung bagaimana pengembangan industri khususnya furnitur di Indonesia. Menurutnya, produk furnitur ke depannya harus melihat tantangan pasar dengan para konsumen kaum millenial maupun post-millenial. “Kami terus mengembangkan desain produk furnitur untuk pasar ekspor bekerja sama dengan pengrajin ukir Jepara, Kadin setempat dan Perguruan Tinggi yang ada di Jepara. Hal ini menjadi salah satu kegiatan pengabdian masyarakat Untar sekaligus berkontribusi dalam pengembangan furnitur dengan memperhatikan potensi dan keunggulan lokal seperti di Jepara ini”, ujar Rektor.
Dr. Eddy Supriyatna, Mz. sebagai salah satu peneliti dari penelitian desain kayu ukir Jepara menyampaikan, tujuan dari FGD ini adalah untuk mendapatkan review, masukkan dan saran dari khalayak, buyers, pakar, pelaku usaha, akademisi tentang kelayakan desain, pasar, dan produk yang dipamerkan dalam Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition. Hasil dari FGD nasional ini akan dijadikan panduan bagi pengembangan desain untuk dapat digunakan sebagai studi desain yang dapat dimanfaatkan dalam dunia akademik, bisnis industri serta kebijakan pemerintah.
Dari sudut pandang praktisi senior pasar furnitur ekspor, Murwat menilai produk knock-down yang dipamerkan oleh tim peneliti Untar menjadi selling-point tersendiri, termasuk rest-stool yang terbuat dari kayu dan rotan karena kombinasi keduanya sedang menjadi tren saat ini. “Pasarnya akan sangat luas, untuk carving sendiri kembali pada preference buyer, hal ini bisa menyesuaikan agar dapat dikembangkan menjadi lebih baik.”
Rangkaian acara dilanjutkan dengan diadakannya Virtual International Focus Group Discussion bertajuk “Research Result Development of Wood Carving Furniture Design in Jepara Indonesia”, pada Senin (16/11).
Acara kembali dibuka oleh Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan dengan menyampaikan harapannya melalui Focus Group Discussion International ini, “Semoga melalui FGD ini kita bisa terus mendapatkan pengembangan terhadap produk-produk kayu di Indonesia agar makin diminati para calon konsumen di dunia,” sambutnya
Dalam FGD yang dipandu Mr. Tenggono Phoa dan Mr. Jap Tji Beng ini, para reviewers dari Beijing, Mo Zheng, arsitek, dari Shanghai dan Taiwan, Andy Yu, Lin Yanzhi, Steven Huang dan Roger Lin, dari Singapura Tony Lin dan Ika Phoa, dari Jepang, Ichwan Joesoef, ITPC KJRI Osaka, dan pakar seni dari Perancis Jean Couteau saling bertukar pikiran membagikan insight dan komentar terkait furnitur, seperti kualitas bahan, ciri khas desain, ukuran yang sesuai dengan pasar Asia, hingga detail-detail seperti baut yang digunakan untuk merakit furnitur turut dibahas.
Esensi dari FGD Internasional menghasilkan rekomendasi bahwa desain furnitur ukir kayu yang disajikan mempunyai peluang pasar, terutama untuk pasar Asia. Perpaduan bahan rotan dan ukir kayu dalam desain kursi merupakan karya orisinal yang menarik. Ukiran Jepara yang ditampilkan sangat baik, Konstruksi masih perlu dikembangkan, agar lebih baik lagi.
Hasil FGD dan review ini akan dijadikan panduan/guidelines bagi riset pengembangan desain berikutnya yang dapat pula dimanfaatkan untuk dunia akademik, dunia bisnis/industri, dan masukan untuk kebijakan pemerintah. Laporan hasil penelitian ini akan disampaikan pada Kemenristek BRIN dalam bentuk laporan luaran penelitian. Program riset desain, pameran, dan FGD ini didukung pula oleh Tim Panitia dari Untar, Rektor Untar, Satori Rattan, Kadin Jepara, dan Unisnu Jepara. -JS, NR-
-JS-
17 November 2020, PKM, LIT, KS.