Cyber bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dilakukan di dunia cyber atau internet seperti mengejek, menghina, mengintimidasi atau mempermalukan melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler. Bentuk dan metode tindakan cyber bullying amat beragam. Bisa berupa pesan ancaman melalui e-mail, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah.

Kasus cyber bullying saat ini tengah menjadi perbincangan  di tengah masyarakat. Bunga Deviani, mahasiswa FIKom UNTAR berpendapat bahwa cyber bullying terjadi karena orang terlalu mengumbar kehidupan pribadinya di social media selama 24 jam nonstop, yang akhirnya memunculkan komentar negatif.

“Mereka nge-bully pasti ada alasannya. Alasan orang ngebully karena iri, dia ingin kaya (seperti) orang yang di bully tapi tidak bisa,” tambah Bunga.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dewi Vemina, Mahasiswa angkatan  2013 FIKom UNTAR. Dewi Vemina mengatakan bahwa cyber bullying terjadi karena banyak faktor, salah satunya iri dan dengki. Mereka yang melakukan itu ada dengan secara tidak sengaja karena sudah menjadi kebiasaan lingkungan mereka yang suka mengejek dan menghina orang lain, ada pula karena rasa dengki atau iri hati terhadap orang yang di tindas, karena sifat dasar mereka yang senang untuk menindas orang lain.

“Tetapi yang paling utama dari cyber bullying ini menurut saya adalah kurangnya kesadaran diri sendiri untuk menghargai orang lain. Menghargai apapun yang orang lain punya,” ucap Dewi.

Dewi menambahkan bahwa cyberbullying tidak terjadi lagi jika setiap manusia mempunyai nilai-nilai kemanusiaan, menghargai dirinya sendiri, dan tahu bagaimana cara menghargai orang lain.

(S/A/L)