Fenomena lonjakan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan lonjakan kenaikan kasus ini terdeteksi sejak Agustus 2022. Pemerintah pun sudah melakukan berbagai langkah termasuk mencari penyebabnya. Menkes memaparkan 7 dari 10 pasien pasien gagal ginjal di Indonesia menunjukkan bahwa darahnya mengandung zat kimia berbahaya yang terkandung dalam obat sirup.
Menegaskan hasil temuan tersebut, Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Untar Dr. dr. Naomi Esthernita F. Dewanto, Sp.A(K) mengemukakan pada umumnya gagal ginjal pada anak disebabkan oleh kelainan bawaan, peradangan pada ginjal, serta infeksi dan autoimun. Kasus yang terjadi sekarang ini karena adanya peradangan ginjal disebabkan penggunaan zat etilen glycol atau dietilen glycol yang melewati batas aman, dan masih terus dalam investigasi pihak berwenang.
Diakuinya bahwa kasus gagal ginjal memang jarang terjadi pada anak-anak kecuali kelainan bawaan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penyebab lain seperti yang terjadi sekarang ini.
Menurutnya, ada beberapa faktor pemicu antara lain kebutuhan cairan anak yang tidak tercukupi dalam waktu yang lama mengakibatkan glomerulonefritis, yaitu peradangan pada bagian dari organ ginjal yang berperan untuk menyaring zat sisa dan membuang cairan serta elektrolit yang berlebih dari tubuh.
“Gejala gagal ginjal yang harus diwaspadai bila anak diare berkepanjangan, muntah-muntah, kejang, sesak nafas, dan jarang bahkan tidak pernah buang air kecil,” jelas dokter spesialis anak ini.
Naomi menegaskan bagi penderita gagal ginjal sebaiknya jangan banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung protein tinggi, terlalu asin, buah dan sayuran tinggi kalium seperti melon, pisang, jeruk, alpukat, tomat, dan kacang-kacangan, serta produk susu.
“Selain itu kurangi pula minuman bersoda yang kaliumnya tinggi, minuman berenergi yang banyak mengandung taurin dan gula, serta makanan dan minuman kaleng yang mengandung bahan pengawet, gula, dan kafein,” ungkapnya.
Disarankan agar orang tua dapat menerapkan pola hidup sehat pada anak, konsumsi air yang cukup agar terhindar dari dehidrasi, dan jangan mengonsumsi obat-obatan berlebihan apalagi tanpa rekomendasi dokter. (YS/AW)