Di penghujung Juli 2022, Untar mengembangkan potensi para mahasiswa di level internasional melalui Program Pertukaran Mahasiswa Internasional, biasa disebut International Student Exchange Program (ISEP). ISEP 2022 dibagi atas dua kegiatan besar yaitu mengikuti perkuliahan dengan narasumber dari kalangan pengusaha, profesional, dan akademisi serta membuat tulisan ilmiah.
Digelar selama tiga hari pada tanggal 25,27, dan 29 Juli yang kemudian akan dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil risetnya di ajang konferensi internasional pada 25 Agustus 2022.
Kegiatan yang berlangsung sebulan dengan tema “Digital Entrepreneurship Innovation”, diikuti oleh 700 mahasiswa Sarjana dan Master dari seluruh universitas di Indonesia serta 5 negara Asia dari India, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan tentunya Indonesia.
Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.M., I.P.U., ASEAN Eng membuka acara dengan menyampaikan rasa bangganya kepada para mahasiswa karena melalui ISEP program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat diimplementasikan. Mahasiswa diajak memperoleh wawasan pengetahuan lebih luas, tidak hanya dari para akademisi tapi juga para pengusaha dan profesional sehingga dapat memberi bekal kepada mahasiswa untuk siap masuk dunia kerja maupun bisnis. Mahasiswa dituntut mampu berkolaborasi, bekerjasama, membuka jejaring, serta berbagi pengetahuan antar mahasiswa dari berbagai kampus dalam dan luar negeri. “ISEP diharapkan menghasilkan scientific paper berkualitas dan dipublikasikan pada jurnal bereputasi. Acara ini didukung pembicara luar biasa, baik dari akademisi, pengusaha, dan professional, sehingga mahasiswa memperoleh banyak pengetahuan, teori maupun praktek untuk meningkatkan soft skill and hard skill.”, tambah rektor.
Sesi hari pertama diisi pengusaha muda (alumni Arsitektur Untar) bidang Fintech, Heinrich Vincent (Founder & CEO Bizhare). Membawakan topik “Startup Business Development”, Vincent menceritakan bagaimana mengembangkan pengetahuan bisnis, kreatifitas serta kemampuan leadership sejak kuliah di Arsitektur Untar, dengan mengikuti banyak seminar, workshop, dan berorganisasi. Awal mula terjun ke dunia yang sama sekali berbeda dengan jalur kuliah, dengan berinvestasi dan mencari formula bagaimana membantu masyarakat yang memiliki bisnis kecil agar berkembang. Bertolak dari cita-cita membantu masyarakat, diluncurkannya konsep mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu permodalan usaha. Dibentuklah Bizhare menjadi securities crowdfunding platform yang sangat berkembang. “Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, menemukan permasalahan untuk dipecahkan, manajemen waktu, komitmen dan membentuk tim adalah hal pertama yang harus dilakukan dalam memulai bisnis startup”, ujar Vincent.
Sejalan dengan sesi pertama, dilanjutkan tema Financial Management in Digital Era oleh Jongki Djujono Wijadja partner at Ernst & Young Indonesia. Jongki menjelaskan melalui perspektif profesional tentang lingkungan kerja digital dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi dirinya dan tim sebagai akuntan sekaligus konsultan. “Digital disruption saat ini memperlihatkan tiga prioritas utama mengapa membutuhkan teknologi digital dalam mendukung bisnis, yaitu management reporting (MIS) and analysis, Repetitive day-to-day transaction accounting, financial statement closing process”, kata Jongki.
Sesi penutup diakhiri Dr. Hetty Karunia Tunjungsari S.E., M.Si, akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untar yang menjelaskan teknis penulisan ilmiah. -TB-
-JS-