Dok: Humas Untar – MS
Arsitektur religius telah menjadi cermin dari identitas budaya, nilai spiritual, dan kemajuan teknologi masyarakat sepanjang sejarah. Setiap detail dari bangunan mulai dari bentuk, ornamen, hingga material yang digunakan, merefleksikan keyakinan dan pandangan hidup masyarakat.
Fakultas Teknik (FT) Program Studi (Prodi) Arsitektur Untar menyelenggarakan Internasional Conference on Religious Architecture (ICRA), Kamis (24/10/2024), di Auditorium Kampus I Untar.
ICRA menghadirkan enam narasumber, yaitu Former Professor of the Faculty of Architecture Centre for Environmental Planning and Technology (CEPT) University, Ahmedabad, India Prof. Miki Desai, Researcher and Author “Religion and Architecture in Premodern Indonesia ETH Zurich, Switzerland Gaudenz Domenig, MIT Aga Khan Program for Islamic Architecture Postdoctoral Fellowship National University of Singapore Imran bin Tajudee, Ph.D., Penulis Teori dan Sejarah Arsitektur Universitas Indonesia Prof. Gunawan Tjahjono, Peneliti dan Dosen Arsitektur Universitas Tarumanagara Prof. Dr. Ir. Fermanto Lianto, M.T., Sekretaris Program Studi (Sekprodi) Sarjana Arsitektur sekaligus Peneliti, Penulis dan Dosen Teori dan Filosofi Arsitektur Universitas Tarumanagara Dr. Alvin Hadiwono, S.T., M.T.
Tema kegiatan ini menyoroti peran penting arsitektur religius dalam merefleksikan identitas budaya, spiritualitas, dan perkembangan teknologi dari masa ke masa.
Dekan FT Untar Ir. Harto Tanujaya, S.T., M.T., Ph.D. dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini juga akan mendorong interaksi antara peneliti dan akademisi untuk saling bertukar gagasan serta mendiskusikan karya-karya dalam penelitian dan budaya.
“Manusia telah berevolusi dan begitu pula bangunan suci, dari bangunan batu hingga bangunan dengan bahan dan teknologi modern yang canggih,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga berharap kegiatan ini dapat memotivasi dan meningkatkan wawasan dalam memahami budaya dalam sejarah arsitektur.
Dengan diselenggarakannya ICRA, Untar berharap dapat terus berperan aktif dalam mendukung perkembangan ilmu arsitektur yang tidak hanya mementingkan sisi estetika, tetapi juga makna religius yang lebih dalam bagi seluruh masyarakat. (MS/YS/VC)