Pilih Laman
Karya Mahasiswa Arsitektur Untar Wakili Indonesia dalam ARCASIA 2024

15 Juli 2024

Oleh: Admin

Dua mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Sarjana Arsitektur Untar Juan Nathanie Willianto dan Frans Michael, berhasil mencatatkan prestasi di ajang Thesis of the Year Award, kompetisi tahunan yang diselenggarakan The Architects Regional Council Asia (TOY ARCASIA) 2024.

Keduanya terpilih sebagai bagian dari TOP 13 setelah melalui penjurian wilayah pada 15 Juli 2024. Karya Juan Nathanie Willianto yang berjudul “A Symphony of Rain, Carbon, and Fish” berhasil masuk TOP 3 yang berhak mewakili Indonesia di tingkat internasional. Karyanya tersebut bertujuan mempertahankan budaya dan perekonomian di Kampung Nelayan Kamal Muara melalui sistem akuakultur alami dan berkelanjutan.

Juan menjelaskan karyanya ini mengimplementasikan sistem aquaponik vertikal yang memungkinkan aliran air secara alami dari atas ke bawah dengan menggunakan pola voronoi. “Aquaponik adalah metode budidaya ikan dan tanaman yang saling menguntungkan, dan sistem vertikal ini dirancang untuk mengatasi tantangan di lokasi yang sepenuhnya dikelilingi air,” ungkapnya.

Dalam proses pengembangan karya tersebut, Juan menghadapi berbagai tantangan, termasuk memahami kondisi lokasi dan budaya Kampung Nelayan Kamal Muara serta menyelaraskannya dengan konsep desainnya. Setelah mengidentifikasi masalah pencemaran air dan pendangkalan yang memengaruhi kampung, ia mengembangkan ide untuk sistem aquaponik vertikal yang memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air, mengeliminasi kebutuhan akan listrik dan pompa, serta mengimplementasikan sistem kapilaritas untuk mengolah limbah air.

Juan bersama karyanya berjudul “A Symphony of Rain, Carbon, and Fish”

Inovasi ini juga mencakup penggunaan filtrasi air hujan dengan kantong kain berisi pasir untuk menjaga keberlanjutan sistem aquaponik. Selain itu, sistem ini menghasilkan karbon aktif dari endapan air hujan yang dapat digunakan untuk memurnikan air di sekitar situs. Dengan pendekatan desain incremental, Juan menciptakan ekosistem baru yang harmonis dengan lingkungan sosial kampung.

Sedangkan, Frans Michael menghasilkan karyanya diberi judul “Niche @ Harmon(Y): A Place Where People Meet Nature”. Proyek ini dimulai dengan analisis mendalam mengenai sejarah, kondisi saat ini, dan perkembangan masa depan lokasi. Desain Frans mempertimbangkan aspek spasial, kebutuhan pengguna, dan dampak terhadap kawasan Harmoni dan Jakarta secara umum.

Proyeknya menghadirkan konsep “breathing place” dengan fokus pada interaksi manusia dan alam, serta menciptakan ikon baru untuk Jakarta melalui bentuk bangunan yang terbelah dan aksis diagonal. Green roof yang digunakan bukan hanya estetis, tetapi juga berfungsi sebagai sistem pendingin udara dan pengurai debu dengan bantuan tanaman dan sistem misting. Selain itu, Frans menambahkan elemen vertical farming coffee untuk meningkatkan produksi kopi di Jakarta dengan sistem aeroponik yang tiga kali lebih produktif dibandingkan media tanam tanah.

Juan dan Frans berharap untuk dapat terus belajar dan mengembangkan diri dan ikut berinovasi di industri arsitektur sehingga dapat memberikan dampak positif bagi sosial, ekonomi, serta lingkungan sekitar. (VH/YS/KJ)

 

Kata kunci: SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), SDG 9 (Industri, Inovasi dan Infrastruktur), SDG 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), SDG 14 (Ekosistem Lautan), SDG 15 (Ekosistem Daratan), SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan)

Berita terbaru

Agenda

 

16-24 Jul PEKERTI Batch 2 2024
18 Jul International Seminar: Antibiotics Resistance
31 Jul Batas Akhir Pendaftaran Mahasiswa Baru 2024/25
14-16 Aug PKKMB Untar 2024/25
17 Aug HUT ke-79 Proklamasi RI