Kemajuan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan atau lebih dikenal dengan artificial intelligence (AI) telah memunculkan kekhawatiran yang meluas tentang masa depan pekerjaan manusia.
Anggapan bahwa AI akan merebut lapangan pekerjaan manusia telah menjadi topik hangat dalam debat publik. Namun, apakah anggapan ini benar adanya?
Tak dapat disangkal, AI telah memberikan kemudahan dalam pekerjaan secara signifikan. Berbagai industri, mulai dari manufaktur hingga keuangan, telah melihat perubahan besar dalam proses bisnisnya.
Otomatisasi tugas-tugas rutin dan penggunaan algoritma cerdas telah meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan sumber daya perusahaan.
Pengaruh terhadap Lapangan Pekerjaan
Dari kemudahan tersebut, timbul pertanyaan besar. Apakah AI benar-benar merebut lapangan pekerjaan manusia? Memang benar bahwa beberapa pekerjaan telah tergantikan oleh mesin dan tidak lagi diperlukan.
Misalnya, di sektor manufaktur, robot telah menggantikan pekerja manusia dalam melakukan tugas-tugas yang berulang dan berbahaya.
Namun, kita perlu memahami bahwa teknologi juga telah menciptakan lapangan pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada. Misalnya, permintaan akan ahli data dan ilmuwan AI telah meningkat secara signifikan, menciptakan peluang karir baru bagi individu yang memiliki keterampilan teknis yang diperlukan.
Hal ini didukung oleh Prof. Lina, S.T., M.Kom., Ph.D., seorang pakar di bidang AI dari Untar, yang menyatakan bahwa AI Engineering adalah profesi yang menjanjikan.
Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Untar telah menyiapkan agar lulusannya dapat mengembangkan, menguji, dan membuat model AI yang bisa diterapkan ke berbagai macam aplikasi.
Kolaborasi Manusia dan AI
Lebih penting lagi, kita harus mempertimbangkan potensi kolaborasi antara manusia dan AI. Meskipun AI dapat melakukan tugas-tugas tertentu dengan lebih cepat dan efisien daripada manusia, terdapat aspek-aspek yang tetap menjadi keunggulan manusia dan tak dapat digantikan oleh AI.
Misalnya, kemampuan kreativitas, pemecahan masalah kompleks, dan empati. Hal-hal tersebut sangat sulit ditiru oleh mesin. Dalam banyak kasus, kolaborasi antara manusia dan AI dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada jika keduanya bekerja secara terpisah.
Menurut Prof. Lina, untuk sukses dalam bidang AI Engineering, keterampilan teknis seperti pemrograman, rekayasa perangkat lunak, dan data sains sangat penting.
“Namun, kekuatan dalam komunikasi dan pemecahan masalah juga tidak kalah penting,” ujarnya.
Pada Program Studi Teknik Informatika Untar, AI telah menjadi mata kuliah wajib di semester empat, dengan peminatan khusus dalam intelligence system atau pengembangan sistem cerdas berbasis AI.
Selangkah Lebih Maju daripada AI
Untuk memastikan bahwa perkembangan AI tidak mengancam lapangan pekerjaan manusia, penting bagi manusia untuk mengatasi tantangan yang muncul.
Sejatinya, AI adalah hasil dari apa yang telah dilatih manusia. Tanpa kreativitas dan kejeniusan manusia, sebuah model AI tidak dapat berkembang.
Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan yang terus menerus diperlukan untuk mempersiapkan tenaga kerja masa depan agar memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja yang berkembang.
FTI Untar juga telah mengambil langkah maju dengan membuka kesempatan bagi para lulusan untuk memperoleh sertifikasi keahlian yang diakui secara global.
Bekerja sama dengan Huawei, kurikulum AI diintegrasikan dengan standar industri terkini, memungkinkan lulusan FTI Untar tersertifikasi secara internasional.
“Sudah ada 110 alumni yang tersertifikasi Huawei internasional sehingga dapat mendukung karir mereka secara global,” kata Prof. Lina.
Selain itu, perlunya kebijakan dan regulasi yang bijaksana untuk mengatur penggunaan teknologi. Regulasi yang tepat dapat membantu mengurangi risiko penggantian pekerjaan manusia oleh mesin dan memastikan bahwa perkembangan AI berkontribusi pada kesejahteraan sosial secara keseluruhan.
Sementara AI telah mengubah cara kita bekerja, tidak benar bahwa teknologi ini akan merebut lapangan pekerjaan manusia secara keseluruhan. Sebaliknya, AI dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan pekerjaan baru jika dikelola dengan bijaksana.
Dengan memahami kompleksitas dampak AI terhadap lapangan pekerjaan manusia, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola perubahan ini secara positif.
Melalui kolaborasi antara manusia dan AI, kita dapat menciptakan masa depan di mana teknologi dan kemanusiaan berjalan beriringan untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. (KJ/AW/KJ)