“Pada prinsipnya untuk melaksanakan MBKM, tidak ada kata lain selain kolaborasi. Tidak ada perguruan tinggi yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya mitra, baik internal maupun eksternal untuk menghasilkan mutual benefit,” tegas Rektor Untar, Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, I.P.U., ASEAN Eng. pada Lokakarya Nasional Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI), di Sulawesi Selatan, pada Sabtu (29/1), Hotel Claro Makassar.
Melalui diskusi ini, Rektor Untar bersama Ketua Pengurus Yayasan Tarumanagara Dr. Gunardi, S.H., M.H., diundang untuk berbagi pengalaman terkait implementasi MBKM yang telah berjalan di Untar dengan terlebih dahulu melakukan penyamaan persepsi program MBKM bersama Yayasan. Harapannya jika antara pimpinan Universitas Tarumanagara dan Yayasan Tarumanagara memiliki persepsi yang sama terhadap program MBKM maka akan sangat menunjang keberhasilan program tersebut.
Menurut Rektor, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat aturan main yang dituangkan dalam panduan MBKM perguruan tinggi. “Dengan keunggulan yang dimiliki, kita dapat membuat spesifikasi program-program studi agar lebih operasional untuk dijalankan. Perlu sinergi yang kuat antara bidang Pembelajaran, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, serta Kegiatan Mahasiswa. Hal ini nanti akan dapat dikonversikan ke banyak kegiatan,” jelasnya.
Implementasi MBKM di Untar tentu tak terlepas dari dukungan dari pihak yaitu yayasan dalam setiap penyelenggaraannya dan para stakeholder lainnya. “Tugas kami, Yayasan Tarumanagara sebagai penyelenggara adalah membackup dan memberi dukungan untuk setiap program yang direncanakan universitas termasuk implementasi MBKM. Kami akan terus mendukung agar Untar dapat menjadi bagian dari suksesnya program pemerintah sehingga menyiapkan Indonesia yang lebih maju,” ujar Ketua Pengurus Yayasan Tarumanagara. -JS-
-JS-
29 Januari 2022, KS, PKM.