Pendidikan dan pengalaman berwirausaha sangatlah penting. Kekeliruan pertama dari seorang wirausaha, jika lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Kekeliruan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalaman lapangan. Berdasarkan hal tersebut maka perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha.
Sejak tahun 2010, Program Studi S1 Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untar telah menawarkan peminatan entrepreneurship kepada mahasiswa. Sasaran yang ingin dicapai adalah menyiapkan mahasiswa siap menjadi wirausaha ketika mereka lulus.
Upaya tersebut dimulai dalam rancangan proses pembelajaran. Di dalam kurikulum, mahasiswa dipersiapkan sejak awal yaitu melalui mata kuliah Dasar-dasar Kewirausahaan, Penciptaan Usaha Baru (New Ventures Creation), Model Bisnis selain mata kuliah dasar dan penunjang seperti manajemen pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia dan strategik. Proses akhir dari rangkaian pembelajaran tersebut adalah mata kuliah Perencanaan & Simulasi Bisnis di mana mahasiswa mengimplementasikan model bisnis yang telah dirancang. Praktek atau implementasi rancangan bisnis para mahasiswa ini difasilitasi dengan kegiatan Entrepreneur Week (EW).
Pada semester Ganjil 2020/2021, semua kegiatan pendidikan dilaksanakan secara daring akibat pandemi Covid-19. Seluruh proses pembelajaran harus beradaptasi menggunakan media daring. Walau demikian, situasi pandemi bukan menjadi halangan bagi mahasiswa untuk berkreasi, berinovasi dan mengimplementasikan bisnisnya.
Dengan memanfaatkan platform daring, 12 kelompok bisnis mahasiswa memamerkan produk yang siap dipasarkan pada acara Entrepreneur Week Virtual: Adaptation to Survive yang berlangsung secara live melalui aplikasi Zoom pada 2-3 Desember 2020. Katalog produk yang ditawarkan dapat dilihat melalui website http://ew.fe.untar.ac.id/. EW kali ini adalah penyelenggaraan yang ke-15, yang ketika masa sebelum pandemi biasa diselenggarakan di pusat belanja komersial atau mal.
Pada kegiatan ini, mahasiswa dan calon konsumen akan bertemu di dunia maya sehingga mahasiswa tetap memperoleh pengalaman berwirausaha dalam perspektif yang berbeda. Mahasiswa telah dipersiapkan memasuki dunia kewirausahaan di era next normal.
Dalam pembukaannya (2/12), Rektor Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan menyampaikan apreasiasinya ditengah pandemi, kegiatan Entrepreneur Week tetap bisa dilaksanakan. “Para mahasiswa terus mencari cara bergerak maju dan tidak stagnan dibawah bimbingan mentor dan dosen. Ini menunjukkan bahwa dalam suatu proses pembelajaran yang berkualitas kita tidak dapat mengerjakannya sendiri, butuh kolaborasi, begitu pula dengan berwirausaha. Lintas bidang ilmu, lintas bidang keahlian sangat diperlukan seperti kegiatan Entrepreneur Week yang diadakan oleh FEB dan didukung oleh Fakultas Teknologi Informasi (FTI).
Dekan FEB Dr. Sawidji Widoatmodjo, M.B.A. mengungkapkan rasa syukurnya atas pelaksanaan EW ditengah kondisi saat ini. “Tema yang kita ambil adalah adaptasi untuk survive. Kita dihadapkan pada situasi dimana kita harus berinovasi atau beradaptasi dalam kondisi saat ini.”
Menghadirkan dua pembicara professional yakni CEO & Founder PT. Ucoach Djivasrana Grahasada Gendro Salim pada hari pertama (2/12) dan Head of Strategic Management System Kalbe Internasional PTE LTD Galatia Chandra pada hari kedua (3/12).
Dalam pemaparannya, Gendro Salim mengatakan bahwa “Leadership di era dunia 4.0 yang disebut network society, sangatlah berbeda dengan era 3.0. Individu harus dapat bersosialisasi tidak hanya dengan atasan saja, tapi juga kerjasama dengan rekan kerja maupun bawahan. Selain itu kondisi pandemi ini memberikan kita kesempatan untuk semakin berkembang dan terbuka akan digitalisasi.”
Head of Strategic Management System Kalbe Internasional, Galatia Chandra mengungkapkan perilaku konsumen berubah setelah The Next Normal. “Kondisi saat ini Melihat perubahan perilaku para konsumen, maka consumer’s touch point (titik sentuh pelanggan) juga perlu dirubah, dengan kondisi saat ini, konsumen cenderung memilih untuk berbelanja didaerah yang dekat dengan rumahnya. Hal ini dapat dipertimbangkan bagi kalian untuk memasarkan produknya kepada reseller lain agar lebih mudah dijangkau oleh konsumen. Peranan reseller dinilai penting saat ini agar dapat mendistribusikan produk kepada pelanggan kita.”
Franky Slamet Kaprodi S1 Manajemen menyampaikan bahwa 12 tim menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan yang diterima. “Dengan segala keterbatasan, panitia berusaha semaksimal mungkin agar acara ini dapat berlangsung dengan lancar dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan bisnisnya pada situasi yang tidak mudah.”
Kedua belas tim pemilik usaha yang terlibat dalam Entrepreneur Week kali ini antara lain Amazing Food, Baby Cupang Jakarta, Dessert In, Dizer, Kantung, Kombucuan, Milkie Galleta, Mugi-Mugi, Papi Deh, Pepi, Spicy Chill, dan Wih Sedep. -JS-
-JS-
3 Desember 2020, PKM, KS.