Untar melalui Fakultas Teknik menggandeng Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mengadakan webcast Untar Architalk dengan tema “What Next after BIM”, Rabu (15/7). Seminar mengundang DSA+s Architecture Studio & Dosen arsitektur Untar Suwardana Winata, M.Arch., IAI, Leopold Edward Suryawan, IAI, dan Yohanes Edwin dari Atelier BEAM, dan Adrian Emanuel Subagyo, M,Arch., RA, AIA, dan dimoderatori Ketua II IAI Jakarta Sandhy P. H. Sihotang, M,T., IAI.
Acara dibuka sambutan dari Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, beliau mengatakan bahwa kalau pandemi masih terus berlangsung, maka para arsitek perlu membawakan solusi-solusi lain melalui karya-karya arsitek yang menyesuaikan kebiasaan baru. “Saya berharap kolaborasi antara IAI dan Untar selalu dapat menjadi sebuah sinergi yang baik dan bermanfaat bagi para mahasiswa Untar,” tambahnya.
Acara dilanjutkan ketua IAI Moehamad Deni Desvianto, IAI, AA menyampaikan bahwa keadaan sekarang membuat teknologi menjadi vital, “IAI ingin terus memberi pengetahuan dan keahlian sesuai dengan perkembangan yang ada,” sambutnya.
Narasumber pertama Suwardana Winata membahas tentang tujuan dari Building Information Modelling (BIM) itu sendiri, “Tujuannya untuk mencapai efficiency dan sustainability di setiap level,” ujarnya. “Harapannya kita akan semakin human-less namun semakin humanis,” tutupnya.
Di sesi berikutnya seminar dibawakan oleh Leopold Edward Suryawan & Yohanes Edwin dari Atelier Beam dengan membawakan insight tentang fenomena yang terjadi di Indonesia. “Di tengah industri 4.0 ini, kita (arsitek) harus mengikuti perubahan. Seperti mampu berkolaborasi secara online contohnya,” ujar Edwin. Seminar pun diakhiri oleh sesi yang dibawakan Adrian Emanuel dari Trope Architecture New York yang membawakan insight tentang fenomena arsitektur yang terjadi di luar Indonesia. -NR-
-JS-
15 Juli 2020, KS.