Universitas Tarumanagara (Untar) bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) mengadakan Webinar Merajut Asa Bersama Melawan Pandemi COVID 19 melalui aplikasi meeting daring (20/6). Menghadirkan keynote speaker Direktur Utama SMESCO Indonesia Leonard Theosabarata dan lima narasumber ahli yakni Founder & Managing Director and Business Coach GLC Roby Tjiptadjaya, M.M., CCMP., Rektor Universitas Tarumanagara Prof. Agustinus Purna Irawan, Rektor President University Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto, Waketum Dept. Usaha dan Industri Kreatif/CEO dan Founder VIVERE Group Ir. Dedy Rochimat, M.M. dan dimoderatori oleh Waketum. Dept. Parawisata PSMTI Pusat dan pemilik Eljohn TV Martinus Johnnie Sugiarto.
Acara ini merupakan hasil kerja sama PSMTI Pusat dengan Universitas Tarumanagara, President University, Global Leadership Center, dan El Jhon TV dan Network dan dihadiripeserta yang berasal dari 27 provinsi dari seluruh pelosok tanah air.
Sambutan sekaligus pembukaan dari ketua PSMTI David Herman Jaya dikatakan bahwa meskipun dalam masa pandemic kita tetap harus berjuang dan semangat. “Kolaborasi PSMTI dengan Untar, President University, VIVERE, GLC dan Eljohn TV dan Network ini, dalam rangka menghadapai dan mengatasi secara bertahap menuju pemulihan akibat covid 19. Untuk dapat bertahan di tengah goyangnya ekonomi dan sosial bahkan bidang lainnya akibat covid 19. Tidak heran kelesuan ini menambah ke kelesuan pribadi, kelompok dan badan usaha. Meski pandemi global akan terus berkepanjangan, kita tidak bisa terus menerus berdiam tanpa harapan. Air mata tidak dapat memadamkan api. Keluh kesah dan menangis tidak dapat menyelesaikan persoalan. Roda harus terus berjalan di jalan berliku. Oleh karena itu terima kasih kepada Untar, President university, GLC dan ELjohn dan Vivere berkenan bekerja sama dalam webinar ini dalam saling mendukung dan memberi semangat sehingga dapat merajut asa bersama melawan pandemi Covid 19 sehingga kita semua dapat bangkit berkarya melawan covid 19,” katanya.
Leonard Theosabarata menjelaskan bagaimana SMESCO dengan programnya memberdayakan UKM dan melakukan pendampingan melalui program Kakak Asuh UKM serta mendorong Gerakan #banggabuatanIndonesia.
“Fokus dari pemerintah, langsung dari presiden, bahwa digitalisasi UKM digalakkan untuk mendorong peningkatan penjualan oline dengan target dua juta UKM dijital. Juga ada gerakan #banggabuatanIndonesia, yang mendorong peningkatan penjualan di online dengan berkolaborasi atau bekerja sama dengan platform ternama. SMESCO juga mendukung program Kakak ASuh UMKM.”
Terkait dengan bagaimana universitas menyiapkan SDM dalam mengembangkan UKM, Rektor Untar menyatakan siap melakukan pendampingan UKM. “Karena Untar tempat pengembangan SDM, maka hal-hal praktis bisa dilakukan. Untar siap, karena sebagai perguruan tinggi Untar sebagai tempat pendampingan UKM yang bisa dilakukan melalui PKM serta para pakar bisa bergabung dalam pendampingan UKM tersebut. Untar sudah banyak melakukan pendampungan UKM. Di masa sekaranng, kita mesti kolaborasi kalau tidak kita kehilangan kesempatan,” terangnya.
Berbicara mengenai bagaimana menghadapi pandemic COVID19, rector menambahkan bahwa bersyukur, mengasah talenta dan berinovasi menjadi penting untuk diperhatikan.
“Fighting spiritnya harus ada supaya punya semangat untuk bisa bertahan. Itu yang jadi pokok yaitu semangat untukk mengembangkan diri. Kita harus bersyukur dalam kondisi apa pun. Kita punya talenta dan pasti mampu kalau mau berkreativitas. Selanjutnya adalah Inovasi. Peluang harus kita ciptakan, SDM kita harus berpikir positif dan berkolaborasi dengan semua orang dan institusi, salah satunya dengan PSMTI. Sebagai keluarga besar kita juga harus bersedia berbagi. Sebagai SDM yang mau berkontribusi, bersinergi dan berkolaborasi kita akan eksis dan survive bersama,” katanya menambahkan.
PSMTI atau Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia adalah sebuah organisasi kemasyarakatan suku Tionghoa di Indonesia yang dipimpin oleh David Herman Jaya (selaku Ketua Umum PSMTI Pusat). PSMTI sebagai organisasi kemasyarakatan untuk kaum keturunan Tionghoa bersifat kebangsaan, bebas, mandiri, nirlaba, non-partisan dan bertujuan menyelesaikan masalah Tionghoa di Indonesia. -SW-
-JS-
20 Juni 2020, KS.