Webinar seri kedua hasil kolaborasi Universitas Tarumanagara (Untar) melalui Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota dengan FIABCI (Real Estate Federation) Indonesia kembali diadakan dengan tema “The New Normal in the World’s Post Covid-19: How The Landscape of Retail Business is Transformed”. Diikuti lebih dari 200 partisipan, seminar online ini menghadirkan para pakar dan praktisi antara lain Director of Ciputra Group Sugwanto Tanto, COO Agung Sedayu Retail Indonesia David Hilman, Founder of Architect Indomegah Henry Kusnadi, dan CMO Starbucks Indonesia Liryawati sebagai pembicara, Rabu (20/5).
Dalam pembahasannya, CMO Starbucks Indonesia Liryawati berpendapat bahwa pandemi saat ini mempengaruhi perubahan perilaku dan gaya hidup (changing of behaviour and lifestyle) para konsumen. “Kita perlu meyakinkan pembeli akan keamanan dan kebersihan produk, agar terjamin. Ada peluang saat kedepannya nanti, kita akan mengandalkan teknologi digital baru yang tidak perlu sentuhan (touchless). Ketika Covid-19 berakhir, kita dihadapkan pada the new normal. Saat ini yang bisa dilakukan yaitu terus bergerak ke depan untuk mempersiapkannya. Ekspansi seperti memperbanyak drive-thru or pilot store merupakan salah satu langkahnya.”
“Untuk suatu rentang waktu akibat pandemi, trend yang ada akan berubah menjadi pola, lalu menjadi permintaan karena kebutuhan. Dapat disimpulkan bahwa design merupakan suatu proses dan hasil. Desain adalah bagaimana permintaan akan kebutuhan bergabung dengan pemikiran yang kreatif. Arsitek berperan menciptakan sebuah karya yang memenuhi permintaan kebutuhan tersebut, sekaligus berkreasi dengan mempertimbangkan segmen pasar seperti desain, optimalisasi, efisiensi dan biaya,” ujar Designer sekaligus Founder of Architect Indomegah, Henry Kusnadi.
COO Agung Sedayu Retail Indonesia David Hilman memandang bahwa dengan munculnya pandemi global ini menjadi game changer, karena segala sesuatunya berubah menyesuaikan kondisi. “Kita menggunakan seluruh platform yang dimiliki untuk mendukung penyewa-penyewa untuk migrasi secara online dengan cara yang ekonomis. Pihak mall memfasilitasi ojek online tempat tunggu, menyediakan hand sanitizer serta makanan ringan. Transparasi sangat dibutuhkan, tidak ada yang siap dengan situasi PSBB, namun kita perlu menjaga hubungan baik dengan para konsumen. Mall dan para penyewa butuh bekerja sama menentukan standard manual kebersihan dan kesehatan. Perlu dilihat dari sisi positifnya yaitu kita menjadi berpikir kreatif diluar kebiasaan. Misalkan bioskop yang sudah beberapa bulan belakangan ini tutup, perlu tetap menjalankan bisnis misalnya drive-in atau digital streaming yang bisa menjadi solusi. Tidak mudah tapi harus dilakulan. Mari kita berjuang bersama dan selalu berpikir positif.”
Director of Ciputra Group Sugwanto Tanto berpendapat bahwa pengalaman konsumen merupakan hal penting untuk sebuah pusat perbelanjaan. “Walaupun dengan segala kendala yang ada, tentu setiap mall harus berusaha menciptakan sesuatu yang menarik untuk menjaga kesetiaan pelanggan. Sejauh ini banyak peluang dan inisiatif yang dapat diupayakan seperti bisnis online. Bukan tidak mungkin dengan berbelanja online dapat menambahkan pengalaman pelayanan yang berbeda. Kita disadarkan, offline dan online itu saling mendukung. Menjadi lebih kreatif dalam menghadapi kondisi dengan melihat potensi baru yang dapat dilakukan. Sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik untuk pusat perbelanjaan.”
Para pembicara sepakat, ketika masa PSBB usai, pengunjung perlu mendapat keyakinan bahwa mall cukup aman untuk dikunjungi dengan memastikan setiap pengunjung menerapkan protokol kesehatan. Limitasi pengunjung menjadi pilihan untuk sementara waktu hingga keadaan membaik.
Seminar diakhiri dengan kalimat penutup Wakil Rektor bidang Akademik Dr. Gatot P. Soemartono, S.E., S.H., M.M., LL.M., “Tema yang diangkat dalam webinar series The New Normal in the World’s Post Covid-19 sangat relevan karena akan kita hadapi dalam waktu dekat ini. Dalam setiap krisis, di sana ada peluang. The New Normal membawa transformasi baru dalam dunia bisnis yang membutuhkan ketahanan menentukan strategi yang tepat untuk mengantisipasi agar dapat berkembang.”-JS-
-JS-
20 Mei 2020, PKM – LIT – KS.