Penyebaran pesan �yang �cepat dan bisa menjangkau khalayak luas tidak terbantah. Meskipun bobot informasi yang didiseminasikan jauh dari �nilai berita faktual yang dapat dipertangungjawabkan. Kecepatan pesan, �tanpa �verifikasi sesuai �fakta �menjadi berita bohong (hoax) �yang dapat �berakibat buruk �dalam membangun kecerdasan bangsa �majemuk dalam ikatan kebinekaan.
�Berita bohong, informasi yang menghasut �menyebabkan ketidakpastian dalam mempertahankan kemajemukan �Indonesia �yang damai dan berkeadilan�, kata Dr. Eko Harry Susanto., M.Si saat menyampaikan orasi berjudul� �Media Sosial, Penyebaran Hoax,� dan Ancaman Kebinekaan�� di depan para wisudawan Untar di Jakarta Convention Center, Sabtu (28/10). Wisuda ke 70 Untar dihadiri Koordinator Peguruan� Tinggi Swasta� wilayah (Kopertis) III� Dr. Ir. Illah Sailah., MS, Ketua� Pembina Yayasan Tarumanagara Drs. Indra Gunawan� Masman., M.B.A., dan Ketua Pengurus �Yayasan Tarumanagara Dr. Gunardi SH., MH,.�� Wisudawan yang berjumlah 1.303 �berasal dari program �S1, S2, dan S3 serta profesi dari delapan fakultas dan pasca sarjana. Menurut pakar komunikasi politik yang pernah menjadi Dekan Fikom Untar� itu, dalam mencermati kekuatan media sosial dalam menyebarkan berita bohong, �dunia pendidikan tinggi selayaknya mendukung �gerakan antihoax �demi melawan berita menyesatkan. � ��Pasokan informasi bohong, �jelas berpotensi memecah belah kemajemukan yang seringkali diunggulkan, dan tidak sesuai dengan semangat sumpah pemuda yang dicetuskan para pemuda 89 tahun lalu�, sambung Dr. Eko Harry Susanto yang saat ini �menjabat Direktur Pembelajaran Untar tersebut.
Sementara itu pada sesi kedua wisuda, Ketua Alumni FE Untar dan Founder Helios Capital Hadi Cahyadi., S.E., M.B.A., menyampaikan orasi wisuda berisi pesan kepada lulusan Untar untuk selalu ulet dalam berusaha.� �Salah satu ciri dari lulusan Untar adalah keuletan dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan ini kunci sukses banyak alumni Untar yang berhasil� kata Hadi Cahyadi. Wisuda ke 70 Untar yang bertepatan dengan Hari Peringatan Sumpah Pemuda menampilkan tarian nusantara serta pembacaan sumpah pemuda yang diikuti seluruh wisudawan.� acara wisuda pun diwarnai dengan nuansa budaya nasional dimana para panitia mengenakan pakaian tradisional dari seluruh Indonesia.