Kehidupan manusia mengalami perubahan cepat. Dulu, kita berada pada era analog, segalanya dilakukan secara manual. Saat ini kita sudah memasuki era digital. Era digital adalah pemanfaatan teknologi dilakukan secara maksimal, hampir semua aktifitas sehari-hari menggunkan teknologi digital.
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, Yugih Setyanto mengatakan bahwa perubahan teknologi juga mempengaruhi profesi Public Relations (PR). PR semakin dimudahkan dalam melakukan tugasnya, terutama untuk membangun reputasi dan berkomunikasi dengan masyarakat melalui website maupun social media.
“Di era jejaring social kita tidak perlu media (massa) lagi, kita bisa langsung berkomunikasi dengan masyarakat,” jelas Yugih.
Dengan kemudahan tersebut, timbul tantangan yang harus di hadapi oleh PR di era digital yakni kredibiltas informasi dan reputasi perusahaan yang harus dipertahankan. Masyarakat belum tentu percaya atas informasi yang disampaikan karena tingkat kepercayaan terhadap media social masih rendah. Keterbukaan di media social dan website juga memungkinkan semua orang menjadi partisipatoris yang bisa berkomentar negatif dan positif mengenai perusahaan. Hal tersebut tentu berdampak pada reputasi perusahaan.
Untuk bisa eksis dalam era digital, menurut Yugih, PR harus beradaptasi terhadap perkembangan teknologi dan media social, juga tetap memperluas pergaulan. (S/A/L)