Dr. Sawidji Widoatmodjo (empat dari kiri), berfoto bersama peserta dan Pembicara
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara menghadiri pertemuan AACSB di India dalam rangka mengejar akreditasi internasional, yang sudah dipersiapkan beberapa tahun terakhir.
Fakultas Ekonomi Universitas Tarumagara (FE Untar) mulai berancang-ancang melompat lebih tinggi lagi, yaitu berusaha mendapatkan akreditasi internasional dari AACSB (The Association to Advance Collegiate Schools of Business) International. Wacana tentang akreditasi internasional untuk FE Untar memang sudah dilakukan beberapa tahun terakhir. Hal ini mengingat selama ini status FE Untar yang sudah mantap sebagai fakultas dengan peringkat terbaik secara nasional (peringkat A) dari BANPT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Selain itu, FE Untar merupakan perguruan tinggi swasta terbesar dan tertua di Indonesia, sehingga sudah saatnya berkiprah di skop yang lebih tinggi, yaitu skop internasional.
Untuk mewujudkan wacana tersebut, Dekan FE Untar, Dr. Sawidji Widoatmodjo, MBA, menghadiri seminar akreditasi internasional yang diselenggarakan oleh AACSB International di Bangalore, India, 8 dan 9 Februari 2016. Seminar yang diselenggarakan di Sheraton Bangalore Hotel at Brigade Gateway yang menyatu dengan World Trade Center, yang merupakan kawasan bisnis yang sedang berkembang pesat itu merupakan seminar khusus akreditasi internasional untuk program studi bisnis. Untuk program studi akuntansi, baru akan dilaksanakan April mendatang di Amsterdam, Belanda. Rencananya, FE Untar juga akan menghadiri seminar itu, demi mendorong program studi akuntansi terakreditasi internasional juga.
Seminar diikuti oleh para pemimpin fakultas bisnis dan manajemen dari berbagai penjuru dunia, seperti Jepang, Selandia Baru, Perancis, Abu Dhabi dan lain sebagainya, termasuk pepimpin sekolah bisnis terkemuka di Bangalore sendiri.
Dalam kesempatan itu Dr. Sawidji bertemu langsung dengan Eileen Peacock, Senior Vice President AACSB International, yang juga merangkap sebagai Chief Officer AACSB International kawasan Asia Pacific, untuk membicarakan langkah-langkah konkrit yang bisa diambil untuk segera mendapatkan akreditasi internasional dari AACSB. Peacock menyarankan agar FE Untar mengikuti dulu semua seminar yang diselenggarakan AACSB, untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menyusun borang yang sesuai dengan ketentuan AACSB International. “But don’t worry about the requirements, we always support who want seriously take the AACSB accreditation” katanya, saat memperhatikan Dr. Sawidji nampak khawatir dengan begitu beratnya persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan akreditasi dari lembaga yang didirikan pada tahun 1916 itu.
Mendapatkan dukungan penuh dari petinggi AACSB International itu Dr. Sawidji nampak lega. Bahkan dia sudah menyusun jadwal untuk menghadiri seminar-seminar yang harus diikuti, agar FE Untar segera bisa mendapatkan kemampuan mempersiapkan dokumen yang diperlukan. “Ya, mau gak mau kita harus mengikuti peta jalan yang sudah ditentukan itu, kalau FE Untar ingin mendapatkan akreditasi internasional dari AACSB” katanya, mantap. Selain itu, dia juga menjalin kerja sama dengan semua pimpinan sekolah bisnis yang hadir untuk bersama-sama saling membantu satu sama lain dalam meraih akreditasi internasional itu. Bahkan Profesor Victoria Licuanan, Research Fellow and Adjunct Faculty Asian Institute of Management, yang ketika itu menjadi salah satu pembicara, telah dimintanya menjadi mentor bagi FE Untar. Profesor wanita asal Filipina itu pun telah setuju memenuhi permintaan Dr. Sawidji.