Pendahuluan Pemerintah Inggris pada tanggal 10 sampai 13 Juni, 2014, telah menyelenggarakan Global Summit to End Sexual Violence in Conflict Areas. Acara itu diikuti oleh 1700 delegasi dari 129 negara. Acara dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Inggris, dan Angelina Jolie sebagai Special Envoy pimpinan PBB untuk masalah pengungsi. Pertemuan ini membicarakan nasib para wanita yang mengalami kekerasan seksual di daerah-daerah konflik militer, yang terbukti terjadi di Afrika, Amerika latin, Asia, termasuk di Indonesia. Salah satu bagian penting dari dari acara besar itu adalah Global Relay Event, berupa sebuah partisipasi kreatif di seluruh dunia selama 84 jam yang dikoordinasikan melalui internet. Melalui Bpk. Arief Adityawan (Pudek I), FSRD UNTAR telah diundang oleh lembaga negara Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (atau sering disingkat sebagai ”Komnas Perempuan Republik Indonesia”) dan Kedutaan Inggris di Jakarta untuk mengisi acara Global Relay tersebut . Deskripsi Acara Tim FSRD UNTAR yang terlibat dalam acara ini yaitu Arief Adityawan, Muchyar, Toto Mujio M., Nashir Setiawan, Yuli Asmanto, Francisca Retno, Hendra Bakti (dosen tetap dan tidak-tetap), Yudha Bianto, Aldo Muhamarizka, dan Shienie Valleria (alumni). Tim FSRD UNTAR hadir di Gedung Komnas Perempuan RI pagi tanggal 11 Juni 2014.
Tim membawa peralatan lukis yang tersedia di Studio Seni Rupa FSRD, maupun miliknya pribadi-pribadi. Acara ini dibuka oleh Komisioner Komnas Perempuan ibu Andy Yentriani, serta ketua Seksi Politik Kedutaan Besar Inggris Miss Millie McDevitt. Setelah itu, kemudian tim di-brief oleh Menteri Luar Negeri Inggris dan Anjelina Jolie, (melalui sarana pre-recorded audiovisual) perihal masalah kekerasan seksual terhadap wanita di daerah-daerah konflik di seluruh dunia. Berdasarkan brief tersebut, tim kemudian diberi waktu 1 jam untuk mengekspresikan ungkapan rasa dan makna ke dalam sebidang kanvas. (Dalam ukuran pencptaan dan kerja seni dan komunikasi visual, waktu satu jam itu tentu saja tidak memadai, kecuali penciptanya seorang seniman ekspresionis).
Tim bekerja cerpat untuk memformulasikan gagasan dan mengeksekusinya di atas kanvas. Satu jam kemudian, semua karya harus diapload ke situs Global Relay. Tim masih menyelesaikan karya-karyanya sampai sekitar pkl 17, bahkan beberapa anggota tim membawanya ke rumah masing-masing untuk mernyelesaikannya,. Seniman selalu bekerja dengan mengandaikan kesempurnaan (presupposing perfection), sekalipun kesempurnaan tak pernah tercapai. Acara ditutup dengan sambutan penutup oleh Komisioner Komnas, dan Seksi Politik kedutaan Inggris Millie McDevitt. Pameran dan Audiensi Dengan Duta Besar Inggris.
Pada tanggal 20 juni seluruh karya tim FSRD dipajang di kedutaan Inggris di Jalan Patra Kuningan Jakarta Selatan. Semua peserta tim diundang untuk menjelaskan konsep karya masing-masing di depan duta besar Inggris Mr Mark Canning, dan seluruh staf kedubes Inggris, dan wakil dari Komnas Perempuan RI. Pada acara pameran itu, tim menyatakan terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada FSRD UNTAR untuk terlibat dalam acara ini. Setelah semua peserta tim mejelaskan makna karyanya masing-masing.
Dubes Inggris menyatakan apresiasi terhadap kerja dan karya Tim. Dalam sambutannya ia menyatakan bahwa bahwa kegiatan ini adalah hanya sebuah awal, yang akan diteruskan dengan kerjasama kegiatan-kegiatan lain di masa depan. Selanjutnya, dubes Inggris menyerahkan sertifikat apresiasi kepada semua anggota Tim FSRD UNTAR. Acara ditutup oleh Dubes, dan Komisioner Komnas Perempuan. Kesimpulan Sebagai sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat, keterlibatan FSRD UNTAR ini adalah sebuah pelajaran penting, bahwa fakultas bisa terlibat pada isu-isu sosial yang mendunia. Oleh karena itu, di masa depan hubungan eksternal dengan institusi-institusi regional dan internasional harus senantiasa dikembangkan agar Fakultas mulai dikenal minimal di tingkat regional sesuai sasaran renstra Universitas Tarumanagara.