Pict Source: IStock.photo
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), yaitu jalur seismik aktif yang dikelilingi gunung berapi serta pertemuan lempeng tektonik. Kondisi geografis ini menjadikan Indonesia sangat rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.
Jenis Gempa yang Sering Terjadi di Indonesia
Secara umum, gempa bumi terbagi menjadi beberapa jenis. Dua jenis yang paling sering terjadi di Indonesia adalah:
• Gempa tektonik, akibat pergeseran atau tumbukan lempeng bumi.
• Gempa vulkanik, akibat aktivitas magma di bawah gunung berapi.
Posisi Indonesia yang diapit oleh Samudra Hindia di barat–selatan dan Samudra Pasifik di timur memperbesar risiko bencana tersebut.
Dampak Gempa dan Tsunami
Bencana gempa bumi maupun tsunami membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, di antaranya:
• Kerusakan infrastruktur.
• Kehilangan nyawa dan korban luka-luka.
• Gangguan aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan, dan layanan publik.
• Risiko penyebaran penyakit akibat terganggunya sanitasi dan akses kesehatan.
Pakar FT Sipil Untar Dorong Mitigasi Serius
Hal ini disampaikan oleh Ketua Program Studi Sarjana Teknik Sipil Untar, Dr. Ir. Daniel Christianto, S.T., M.T., IPM. Menurutnya, untuk mengurangi dampak tersebut, mitigasi bencana perlu dilakukan secara serius, salah satunya melalui pendidikan dan penelitian.
Di lingkungan akademik, Fakultas Teknik (FT) Untar aktif mengembangkan pengetahuan terkait sistem mitigasi bencana. Salah satunya melalui karya tulis berjudul “Penyuluhan Mitigasi Gempa dalam Masa Pandemi” yang bertujuan mengedukasi masyarakat agar memahami langkah yang harus dilakukan saat gempa terjadi. Dalam karya tulis tersebut juga dijelaskan pengertian gempa dan mitigasi sebagai upaya pencegahan serta kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Selain itu, penelitian yang dipatenkan berupa alat peredam energi gempa berbahan aspal juga telah dikembangkan. Alat ini berfungsi meredam gaya gempa sebelum mencapai permukaan tanah, sehingga bangunan hanya menerima gaya gempa yang relatif kecil.
Mahasiswa Program studi Teknik Sipil dibekali dengan kemampuan analisis dan disain struktur bangunan bertingkat tahan gempa (min 8 lantai) serta analisis risiko bencana. Diharapkan dengan pendidikan, riset, serta penerapan teknologi mitigasi yang tepat, risiko bencana di Indonesia dapat ditekan sehingga dampak pasca gempa terhadap masyarakat dapat diminimalisir.