Pict Source: IStock.Photo
Setiap individu memiliki privilege untuk membaca, sebuah kegiatan yang dapat menjadi fondasi bagi pembangunan berkelanjutan yang inklusif. Bacaan tidak mengenal perbedaan, sebab dengan membaca tidak ada sekat latar belakang. Setiap orang berhak memperoleh akses pengetahuan untuk tumbuh dan berkembang.
Namun, hal yang seharusnya menjadi hak dasar bagi seluruh manusia masih belum sepenuhnya terwujud. Data UNESCO menunjukkan ratusan juta orang dewasa belum memiliki keterampilan baca-tulis dasar, sementara jutaan anak tidak dapat mengakses pendidikan.
Maka dari itu, pada tahun 1966 United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan 8 September sebagai Hari Literasi Internasional. Penetapan ini berawal dari konferensi internasional di Teheran, Iran, tahun 1965, yang menyoroti buta huruf sebagai hambatan utama kemajuan sosial, ekonomi, dan budaya. Sejak saat itu, hari ini menjadi momentum global untuk menegaskan pentingnya literasi bagi pembangunan masyarakat.
Literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga keterampilan memahami, menafsirkan, dan mengimplementasikan pengetahuan. Literasi menjadi kunci pemberdayaan, peningkatan kualitas hidup, partisipasi demokratis, hingga pengentasan kemiskinan. Dalam perkembangannya, literasi juga mencakup keterampilan digital, penguasaan informasi, serta multibahasa yang relevan dengan tantangan era modern.
Bagi mahasiswa, minat membaca merupakan hal yang penting karena menjadi bagian dari keberlangsungan proses belajar di perguruan tinggi. Dalam perjalanannya, mahasiswa akan dihadapkan pada berbagai ujian dan tugas akademik yang menuntut mereka untuk membaca, memanfaatkan karya tulis ilmiah atau jurnal sebagai referensi, kemudian mengolahnya menjadi argumen atau pernyataan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dalam konteks ini, salah satu sumber yang dapat dijadikan rujukan adalah jurnal internal karya dosen dan mahasiswa Untar, sumber ini dapat diakses dalam https://journal.untar.ac.id/
Melalui literasi, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidup, memahami hak-haknya, serta berkontribusi positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, memperingati Hari Literasi Internasional bukan hanya sekadar seremonial, melainkan sebuah ajakan nyata untuk menciptakan generasi yang cerdas, kritis, dan peduli terhadap pentingnya ilmu pengetahuan. (VC/YS)