Dok: Humas Untar – VC
Tanggal 12 Agustus diperingati sebagai Hari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Nasional. Penetapan ini tidak sembarangan; tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan hari kelahiran Mohammad Hatta, Bapak Koperasi Indonesia sekaligus penggagas konsep ekonomi kerakyatan. Hari UMKM secara resmi ditetapkan dalam Kongres UMKM Nasional yang diselenggarakan pada 25–26 Mei 2016 di Yogyakarta, menjadikannya tonggak penting dalam sejarah pembangunan ekonomi Indonesia.
Peringatan Hari UMKM Nasional sering kali diisi dengan beragam kegiatan, seperti pameran produk lokal, pelatihan kewirausahaan, hingga seminar dan forum diskusi. Tujuannya adalah mendorong pelaku UMKM agar naik kelas, lebih kompetitif, dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap ekosistem UMKM, Untar turut berkontribusi aktif. Dalam berbagai acara kampus, seperti Dies Natalis, Untar secara rutin mengundang UMKM dari sekitar kampus untuk berpartisipasi dalam bazar dan pameran produk lokal. Kolaborasi ini tidak hanya membuka peluang pemasaran, tetapi juga memperkuat hubungan antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Lebih dari itu, Untar sebagai salah satu perguruan tinggi swasta unggulan di Indonesia memiliki komitmen untuk menanamkan nilai-nilai IPE: Integritas, Profesionalisme, dan Entrepreneurship kepada seluruh mahasiswanya. Melalui kurikulum yang adaptif dan kegiatan kewirausahaan berbasis proyek, mahasiswa Untar tidak hanya belajar teori bisnis, tetapi juga didorong untuk mengembangkan jiwa entrepreneur yang tangguh, kreatif, dan beretika. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa kampus dapat menjadi ruang tumbuh bagi calon pelaku UMKM masa depan.
Di sisi lain, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia terus menggencarkan program-program strategis, mulai dari kemudahan perizinan, digitalisasi usaha, hingga akses pembiayaan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong transformasi UMKM menuju kemandirian dan daya saing global.
Hari UMKM Nasional sejatinya bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah penanda arah—sebuah pengingat bahwa kekuatan ekonomi Indonesia tidak hanya tercermin dari angka-angka makro, tetapi juga dari jutaan pelaku usaha kecil yang bekerja dalam senyap, namun terus berkontribusi nyata tanpa pamrih. Dengan kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat, UMKM dapat terus tumbuh menjadi fondasi ekonomi yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. (VC/YS)