Dok: Humas Untar – VA
Untar menyelenggarakan Seminar Humaniora 2025 sebagai bagian dari agenda tahunan yang memperkuat nilai-nilai kebangsaan di kalangan mahasiswa, Kamis (12/6/2025). Tahun ini, seminar mengangkat tema “Menguatkan Cinta Tanah Air dan Ketahanan Nasional Melalui Pemahaman Geopolitik dan Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Rangka Memperkuat Keutuhan Bangsa”.
Kegiatan yang dilakukan secara daring ini diikuti lebih dari 1.000 mahasiswa dari tujuh fakultas di lingkungan Untar yang sedang menempuh mata kuliah Humaniora. Selain mengikuti seminar, para mahasiswa juga telah berpartisipasi dalam kompetisi karya kreatif berupa poster, video, dan artikel yang diumumkan pemenangnya di akhir acara.
Kepala Lembaga Pembelajaran dan Inovasi Akademik Untar. Dr. Ir. Steven Darmawan, S.T., M.T., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran yang bertujuan menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda.
Kegiatan dibuka Rektor Untar, Prof. Dr. Amad Sudiro, S.H., M.H., M.Kn., M.M., yang juga menjadi salah satu pembicara. Sedangkan pembicara lainnya adalah Koordinator Hubungan Bilateral RI – Australia & Vanuatu dari Kementerian Luar Negeri RI Masagus Salman Isfahani.
Dalam sambutannya, Rektor berharap agar seminar ini dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk memahami pentingnya rasa cinta tanah air dan ketahanan nasional sebagai bagian dari karakter kebangsaan.
“Saya berharap seminar ini dapat membawa manfaat bagi para peserta. Semoga kalian bisa menyimak seminar ini hingga akhir dan senantiasa menumbuhkan rasa cinta tanah air serta ketahanan nasional,” ujarnya.
Masagus Salman Isfahani menyampaikan materi seputar pentingnya pemahaman geopolitik sebagai bagian dari ketahanan bangsa.
“Memahami Geopolitik itu bukan sekadar mempelajari peta, tapi ini merupakan seni mengelola hubungan antara kekuasaan dan geografi. Sebagai sebuah negara, tentu kita harus mengetahui apa elemen dari negara kita, untuk memposisikan keadaan geopolitik kita,” jelasnya.
Sedangkan sebagai pembicara, Amad Sudiro juga menegaskan pentingnya menjaga semangat persatuan di tengah keberagaman Indonesia.

Dokumentasi saat Rektor Untar sedang memaparkan materi // Dok: Humas Untar
“Walaupun negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku, ras, agama, dan kearifan lokal, kita juga terikat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna ‘Berbeda-beda, tetapi tetap satu jua’. Semangat persatuan dan kesatuan ini yang harus terus dijaga agar Indonesia bisa tetap menjadi negara yang berdaulat,” ungkapnya.
Seminar Humaniora 2025 menjadi bukti nyata bahwa penguatan nilai-nilai kebangsaan dapat dilakukan secara kontekstual dan inspiratif, dengan menghadirkan tokoh-tokoh berkompeten serta partisipasi aktif mahasiswa dalam menciptakan karya yang mencerminkan semangat cinta tanah air.
(VA/YS)