Dok: Humas Untar – VC
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Tarumanagara (Untar) kembali menyelenggarakan Seri Seminar Nasional (SERINA) IX pada Rabu (11/06/2025) di Kampus I Untar. Seminar ini mengangkat tema besar seputar transformasi digital dan kesetaraan gender sebagai upaya mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) ke-5 dan ke-9, yaitu “Kesetaraan Gender” dan “Industri, Inovasi, dan Infrastruktur”.
Acara dibuka secara resmi oleh sambutan Rektor Untar, Prof. Dr. Amad Sudiro, S.H., M.H., M.Kn., M.M., yang diwakili oleh Dr. Hetty Karunia Tunjungsari, S.E., M.Si., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kontribusi pendidikan dan riset dalam menciptakan masyarakat yang adil dan setara. “Untar melalui LPPM terus berkomitmen untuk mendorong kesejahteraan yang berbasis pada keadilan gender. Saya berharap SERINA IX dapat menjadi jembatan kolaboratif untuk memperkuat semangat kesetaraan gender di berbagai lini kehidupan,” ujarnya.
Keynote speaker dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA RI) menegaskan bahwa kesetaraan gender adalah hak asasi manusia yang mendasar dan menjadi katalis penting dalam pencapaian seluruh SDGs.

Sesi tanya jawab oleh Mery Citra dan Moderator SERINA IX Untar 2025 // Dok: Humas Untar – VC
Dalam sesi pleno, Dr. Mery Citra Sondari, S.E., M.Si. dari Universitas Padjajaran membahas peran penting konvergensi teknologi dalam mendorong pemberdayaan perempuan. Ia menekankan bahwa teknologi dan kesetaraan gender merupakan dua pilar utama dalam membangun kehidupan yang berkelanjutan dan inklusif.
“Teknologi menjadi sarana yang menguntungkan dan memberdayakan apabila diterapkan secara imparsial terhadap baik laki-laki maupun perempuan,” ujarnya. “Kesetaraan gender merupakan hak asasi manusia. Ini bukan sesuatu yang bisa dicapai secara instan, tetapi melalui proses yang berkelanjutan dan menyeluruh,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Frangky Selamat, S.E., M.M. dari Untar menyoroti pentingnya peran UMKM dan kewirausahaan sebagai jalan strategis bagi pemberdayaan perempuan.
“Berwirausaha merupakan wadah yang strategis bagi perempuan dalam meningkatkan kemandirian. Hal tersebut tentunya berkontribusi langsung terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” ungkapnya. “Dimensi normatif, kognitif, dan regulatif menjadi kunci dalam pemberdayaan perempuan melalui kewirausahaan mikro. Regulasi yang kondusif akan membuka peluang dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan yang ingin memulai usaha,” tambahnya.

Pemaparan materi oleh Frangky Selamat dalam SERINA IX Untar 2025 // Dok: Humas Untar – VC
Turut hadir sebagai pembicara utama, Dr. Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum., Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan di Kementerian PPPA RI. Dalam pemaparannya, ia menegaskan:
“Kesetaraan gender adalah hak asasi manusia yang fundamental. Ini bukan hanya persoalan moral, tetapi juga strategi penting untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.”
Seminar ini dimoderatori oleh Dr. Dra. Paula Tjatoerwidya Anggarina, M.M., yang memandu jalannya diskusi dengan fokus pada inklusivitas dan kolaborasi lintas sektor.
Melalui SERINA IX, Untar kembali menegaskan peran strategisnya dalam mendorong transformasi sosial berbasis riset dan pengabdian. Dengan mengangkat isu-isu seperti transformasi digital, kesetaraan gender, dan keberlanjutan, SERINA IX menjadi ruang kolaboratif untuk merumuskan solusi nyata bagi tantangan global masa kini. (VC/YS)