Dok: Humas Untar – DP
Keterlibatan dalam politik bukan hanya milik kalangan tertentu, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh warga negara, termasuk mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Politik juga bukan semata tentang Pemilihan Umum (Pemilu) atau kekuasaan namun upaya untuk menyejahterakan rakyat.
Hal tersebut disampaikan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. saat menjadi narasumber dalam acara Critical Reading Class (CRC) 2025 yang diselenggarakan Kajian Strategis (Kastrat) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Tarumanagara (BEM Untar) yang mengusung tema “Generasi Z: Suara Baru yang Mengubah Lanskap Ekonomi dan Politik”, di Auditorium Kampus I Untar, Rabu (4/6/2025).
“Politik bukan hanya soal pemilu atau kekuasaan. Ini soal mengusahakan kesejahteraan rakyat. Mahasiswa yang tidak masuk jurusan hukum pun bisa berkontribusi dengan menyebarkan kesadaran, mengkritisi kebijakan, dan melatih kepekaan dari hal-hal kecil yang berdampak,” tegas Basuki yang biasa dipanggil Ahok tersebut.

Ahok bersama peserta CRC 2025 // Dok: Humas Untar – DP
Ahok berpesan kepada mahasiswa agar menjadi generasi yang berani berpikir mandiri dan bertindak berdasarkan hati nurani. “Sebagai pejabat publik, tinggalkan jejak pelayanan bagi generasi berikutnya. Sebagai generasi muda, latih diri menjadi agen perubahan dengan hati dan nalar yang bersih,” ujar Gubernur ke-15 DKI Jakarta tersebut.
CRC mendapat sambutan antusias dari para mahasiswa Untar yang memenuhi auditorium. Acara ini juga dihadiri Rektor Untar, Prof. Dr. Amad Sudiro, S.H., M.H., M.Kn., M.M.
Ketua Pelaksana CRC 2025 Charisse Evania Tansir menyampaikan kegiatan ini lahir dari kesadaran bersama akan potensi Gen Z sebagai agen perubahan sosial. Sejalan dengan yang dikatakan Charisse, Presiden Mahasiswa Untar Albert Tan menambahkan bahwa CRC diharapkan dapat meningkatkan kesadaran politik mahasiswa, meskipun tidak semua harus terjun langsung ke dunia politik.
CRC 2025 menjadi ruang bermakna bagi mahasiswa Untar dan generasi muda pada umumnya untuk menyadari bahwa kontribusi terhadap bangsa tidak harus menunggu jabatan—cukup dengan kesadaran, kepedulian, dan prinsip yang teguh. (VC/YS)