Dok: Humas Untar – VA
Setiap 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya di bidang pendidikan. Kartini bukan sekadar tokoh sejarah, tetapi simbol perubahan, keberanian, dan emansipasi yang terus relevan hingga kini.
Semangat Kartini masa kini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-5: Kesetaraan Gender. Tujuan ini menekankan pentingnya menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan menciptakan kesetaraan dalam pendidikan, karier, hingga kepemimpinan.
Semangat tersebut terus dihidupkan di Universitas Tarumanagara (Untar). Kampus ini menunjukkan komitmen nyata terhadap kesetaraan gender, di mana tidak ada perbedaan perlakuan berdasarkan gender. Semua mahasiswa—baik laki-laki maupun perempuan—memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, berprestasi, dan memimpin.
Banyak mahasiswi Untar telah menunjukkan kapasitasnya: memimpin organisasi, menjadi asisten dosen, menjuarai kompetisi, hingga menempati posisi strategis. Salah satunya adalah Virly Marcelin Chandra, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), yang mengatakan:
“Menurut saya, Untar telah berhasil menerapkan prinsip kesetaraan gender. Kampus ini secara inklusif membangun lingkungan yang adil dan setara, salah satunya dengan memberi kepercayaan kepada perempuan untuk memimpin,” ujarnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Kompas.com (25 Maret 2025) menunjukkan bahwa perempuan Indonesia usia 7–23 tahun memiliki angka kelulusan pendidikan tinggi lebih tinggi (75,76%) dibandingkan laki-laki (73,26%). Ini menjadi bukti bahwa perempuan Indonesia, termasuk mahasiswi Untar, memiliki semangat belajar dan berkarya yang luar biasa.
Kartini masa kini tidak hanya hadir di ruang kelas, tetapi juga memimpin perubahan dan memberi dampak nyata di masyarakat.
Selamat Hari Kartini!
Bersama Untar, perempuan terus berkarya dan menciptakan dunia akademik yang setara, inklusif, dan berdaya.