Pict Source: IStockPhoto.com
Hari Film Nasional yang diperingati setiap 30 Maret menandai tonggak sejarah perfilman Indonesia, mengingat produksi film “Darah dan Doa” karya Usmar Ismail pada tahun 1950. Tahun ini, peringatan ke-75 Hari Film Nasional dirayakan dengan berbagai kegiatan, termasuk peluncuran logo resmi oleh Badan Perfilman Indonesia (BPI) yang mencerminkan semangat kolaborasi dan persatuan dalam industri film tanah air. 
Menambah semarak perayaan, industri perfilman Indonesia akan merilis film animasi berjudul “Jumbo” yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy. Film ini mengisahkan petualangan Don, seorang anak laki-laki yang berusaha menampilkan pertunjukan dalam acara bakat lokal. “Jumbo” dijadwalkan tayang bertepatan dengan libur Lebaran 2025 dan akan dirilis di 17 negara, termasuk kawasan Eropa. 
Perkembangan kualitas film Indonesia semakin terlihat dengan hadirnya karya-karya yang meraih penghargaan bergengsi, seperti Festival Film Indonesia (FFI) dan Apresiasi Film Indonesia (AFI). Institusi pendidikan seperti Universitas Tarumanagara (UNTAR) turut berperan dalam mendukung produksi film nasional melalui Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) yang mempelajari teknik serta industri produksi layar audiovisual secara mendalam.
Peringatan Hari Film Nasional diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap keberagaman dan kualitas film Indonesia, serta mendorong masyarakat untuk lebih mendukung karya-karya anak bangsa. Dengan hadirnya film seperti “Jumbo”, industri perfilman Indonesia menunjukkan potensi besar dalam bersaing di kancah internasional, sekaligus memperkaya khazanah budaya nasional. (VC/AJ/YS/VC)