Dok: Freepik – Alenabutor
Overthinking merupakan kecenderungan berpikir berlebihan yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat mengarah pada kecemasan, kesulitan mengambil keputusan, hingga gangguan hubungan sosial.
Dosen Psikologi Untar Debora Basaria, S.Psi., M.Psi., Psikolog memberikan wawasan mendalam mengenai apa itu overthinking, dampaknya, serta strategi efektif untuk mengatasinya.
Apa itu Overthinking?
Overthinking adalah pola pikir berlebihan dan berulang yang membuat seseorang terjebak dalam pemikiran tanpa ujung. Kebiasaan ini sering kali diiringi oleh kekhawatiran yang mendalam tentang masa depan atau keputusan yang telah diambil.
Akibatnya, individu merasa sulit untuk mengalihkan fokus, dan energi mental terkuras hanya untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan, bahkan hingga memperbesar risiko yang sebenarnya belum tentu terjadi.
Tanda-tanda Overthinking
Beberapa tanda overthinking yang paling umum adalah kesulitan menghentikan pikiran yang terus berputar dan kecenderungan untuk menganalisis secara berlebihan. Individu yang mengalami overthinking sering kali terjebak dalam kekhawatiran tentang apa yang bisa salah di masa depan dan sulit untuk mengambil keputusan.
Mereka membayangkan skenario terburuk dan sering kali merasa cemas dan takut membuat kesalahan. Kondisi ini mengarah pada kecemasan berlebih dan membuat individu merasa gelisah serta ragu dalam setiap keputusan yang akan diambil.
Dampak Overthinking terhadap Kesehatan Mental
Overthinking dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental. Orang yang sering berpikir berlebihan biasanya mengalami kesulitan tidur dan masalah pada nafsu makan, seperti kehilangan selera atau makan berlebihan.
Kurangnya istirahat memengaruhi produktivitas harian dan membuat individu mudah marah serta sensitif. Selain itu, overthinking dapat menyebabkan kerenggangan dalam hubungan interpersonal karena rasa curiga dan kekhawatiran berlebihan terhadap orang lain.
Lebih jauh lagi, individu dengan overthinking sering menarik diri dari lingkungan sosial karena terlalu fokus pada pikirannya sendiri. Isolasi ini mengurangi dukungan emosional yang dibutuhkan dan meningkatkan risiko kecemasan serta depresi.
Pada akhirnya, overthinking bisa membuat seseorang terjebak dalam ketidakproduktifan, hanya memikirkan kegagalan dan rencana-rencana cadangan tanpa tindakan nyata.
Faktor Penyebab Overthinking
1. Takut Mengambil Keputusan yang Salah
Kecemasan akan kegagalan atau kekhawatiran bahwa keputusan yang diambil akan mengecewakan orang lain sering memicu overthinking. Dalam kondisi ini, seseorang terus menganalisis segala kemungkinan hingga sulit mengambil keputusan.
2. Pengalaman Traumatis atau Kekhawatiran Masa Lalu
Pengalaman buruk di masa lalu dapat memperburuk kecenderungan seseorang untuk berpikir berlebihan. Mereka mungkin merasa terjebak dalam pikiran negatif dan takut mengulangi kesalahan yang sama.
3. Gangguan Kecemasan
Beberapa gangguan kecemasan, seperti gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan kecemasan umum, berkontribusi pada pola pikir berlebihan. Individu dengan kondisi ini biasanya kesulitan mengendalikan kegelisahan dan fokus pada pikiran negatif.
Strategi Atasi Overthinking
1. Mencari Bantuan Profesional
Terapi dengan psikolog atau konselor dapat membantu seseorang mengenali pola pikir negatif dan mengembangkan strategi coping yang lebih sehat. Dalam beberapa kasus, dukungan profesional diperlukan untuk mengelola dampak overthinking yang sudah parah.
2. Melatih Pola Pikir Positif dan Fokus pada Solusi
Memusatkan perhatian pada solusi daripada masalah dapat mengurangi pikiran berlebihan. Pikiran yang diarahkan pada langkah-langkah konkret akan membantu seseorang keluar dari siklus kekhawatiran yang tidak produktif.
3. Kurangi Paparan Media Sosial
Media sosial sering kali menjadi pemicu overthinking karena membuat seseorang membandingkan hidupnya dengan orang lain. Mengurangi waktu di media sosial atau melakukan log out secara berkala dapat membantu menciptakan jarak dari tekanan sosial dan menjaga kesehatan mental.
4. Menjaga Pola Hidup Sehat
Pola makan seimbang, olahraga rutin, dan tidur cukup adalah fondasi penting untuk menjaga kesehatan mental. Menghindari kafein dan alkohol juga dianjurkan karena dapat memperburuk gejala kecemasan dan memicu overthinking.
Pengaruh Teknologi terhadap Overthinking
Teknologi, terutama media sosial, memiliki pengaruh besar terhadap meningkatnya kasus overthinking. Kehidupan yang sering terlihat sempurna di internet membuat banyak orang merasa tertinggal atau tidak cukup baik, sehingga mendorong pola pikir negatif dan cemas.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengatur penggunaan media sosial dan memilih konten yang positif serta relevan bagi pengembangan diri.
Kurangi Dampak Negatif Teknologi
1. Batasi Waktu Layar
Gunakan aplikasi pengelola screen time untuk memantau dan membatasi waktu yang dihabiskan di depan layar. Ini membantu mencegah kebiasaan berlebihan yang bisa memicu overthinking.
2. Lakukan Off Media Sosial secara Berkala
Sesekali tinggalkan media sosial dan alihkan perhatian pada aktivitas fisik atau hobi yang disukai, seperti berkebun atau membaca. Ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
3. Pilih Konten dengan Bijak
Konsumsi konten yang informatif dan positif, serta hindari informasi yang tidak akurat atau negatif. Mengatur akun media sosial agar hanya terkoneksi dengan orang yang dikenal juga membantu menjaga kesehatan mental.
Bagi mahasiswa yang sering mengalami overthinking terkait studi dan masa depan, Debora Basaria menyarankan beberapa langkah praktis sebagai berikut.
1. Berpikir Positif dan Fokus pada Solusi
Ubah pola pikir dengan meyakini bahwa masa depan ditentukan oleh usaha dan kerja keras. Alihkan perhatian pada solusi daripada berfokus pada masalah.
2. Berhenti Menjadi Perfeksionis
Perfeksionisme sering kali membuat seseorang merasa kurang puas dengan hasil pekerjaannya. Lebih baik menyelesaikan tugas tepat waktu daripada berusaha membuatnya sempurna.
3. Awali Hari dengan Aktivitas Positif
Memulai hari dengan kegiatan seperti olahraga ringan atau menyiram tanaman dapat membantu menciptakan mood positif dan meningkatkan produktivitas.
4. Syukuri Pencapaian
Fokus pada apa yang sudah dicapai dan bersyukur dapat membantu mengurangi kecemasan berlebihan tentang kekurangan diri.
Untuk menjaga keseimbangan antara akademis dan kesehatan mental, mahasiswa perlu membuat jadwal yang realistis dan mengatur waktu dengan baik. Beristirahat cukup, tidak menunda tugas, dan berolahraga secara teratur merupakan langkah penting untuk menghilangkan stres.
Selain itu, mahasiswa dianjurkan untuk meluangkan waktu bersosialisasi dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
Dengan memahami apa itu overthinking, dampaknya, serta strategi untuk mengatasinya, diharapkan mahasiswa dan masyarakat luas dapat menciptakan pikiran yang lebih tenang dan produktif.
Narasumber:
Debora Basaria, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Sekretaris & Dosen Program Studi Sarjana Psikologi Untar
(KJ/YS/KJ)