Bagi Tiyo, fotografi lebih dari sekadar menghasilkan gambar-gambar yang indah. “Fotografi itu abadi, setiap momen dapat kita foto dan momen itu tidak dapat terulang dengan waktu, kejadian, serta cerita yang sama pada saat itu. Tetapi lewat foto, kita dapat mengenang momen saat itu,” ungkapnya. “Fotografi juga membuat kita lebih peka terhadap keadaan sosial, mengamati sesuatu di sekitar yang unik sebelum kita foto. Fotografi juga menjadi daya asah kreativitas saya.”
Berangkat dari perspektifnya, Tiyo bersama dengan rekan-rekannya berbagi pengalaman serta tips-tips dasar Fotografi kepada sejumlah siswa-siswi SMAN 100 pada Online Workshop: Photography and Public Speakingyang dilaksanakan Sabtu, 5 September lalu. Tiyo menjelaskan fotografi dari sudut pandangnya sebagai fotografer, mulai dari dasar-dasar fotografi, teknik fotografi, hingga komposisinya. Ia juga bercerita mengenai pengalamannya sebagai anggota di I-Focus, Unit Kegiatan Mahasiswa Fikom Untar yang menjadi wadah bagi mahasiswa yang gemar fotografi.
I-Focus menjadi sarana bagi Tiyo untuk mengenyam pembekalan-pembekalan dari alumni yang sudah lebih berpengalaman serta fotografer profesional. Sebagai fotografer, Tiyo telah menghasilkan karya-karya yang dipublikasikan oleh Fikom Untar sendiri, salah satunya pada sampul Jurnal Komunikasi. Tiyo berharap pengalamannya dapat memotivasi peserta workshop untuk terus belajar dan mengevaluasi kemampuan fotografi mereka.
Workshop yang dibawakan Tiyo dengan rekan-rekanbya disambut oleh antusiasme peserta. “(Saya) sangat senang berbagi ilmu serta pengalaman kepada teman-teman yang ingin belajar mengenai fotografi, terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan menjelang akhir sesi workshop,” kata Tiyo. Tiyo juga berpesan bagi Fikomersuntuk tidak menyerah dalam mengembangkan diri, terutama di masa pandemi. “Memang di masa pandemi membuat kita mengurung diri, tetapi bukan berarti mengurung daya kreasi. Banyak cara untuk mengimplementasikan ilmu komunikasi, salah satunya dengan karya fotografi,” pesannya. (AC)