“Virus dapat menyebar secara eksponensial. Berita mengenai virus juga dapat menyebar secara eksponensial. Mana yang lebih cepat?” dibuka oleh Bapak Dr. Sudarto, dosen FIKom Untar dalam artikelnya yang terbit di Kompas.com dengan judul “Kecepatan Berita Vs Kecepatan Virus.” Banyak penelitian yang meneliti soal kecepatan berita meluas dan diketahui oleh masyarakat. Hasilnya cukup mengagetkan. Pertama, peristiwa-peristiwa luar biasa atau mengejutkan seperti kematian seorang presiden akan cepat tersebar lewat komunikasi interpersonal “dari mulut ke mulut.”
Kedua, orang akan merespon sebuah berita dengan cara membagikannya kembali ke dalam jaringan interpersonalnya. Selanjutnya orang akan saling menguatkan diri dengan berbagi cerita untuk membangun solidaritas, perlawanan bersama dan aksi sosial. Terakhir, berita dapat menyebar secara eksponensial. Tetapi, dengan berkembangnya teknologi, kecepatan meluasnya sebuah informasi dapat berjalan lebih jauh dari perkiraan.
Pada akhir bulan Maret 2020, terdapat indikasi penyebaran Covid-19 di Indonesia dan berbagai model matematika atas pola penyebarannya pun beredar di berbagai media sosial. Semua model penyebaran Covid-19 menggambarkan pola yang sama, yaitu kenaikan penyebaran Covid-19 secara eksponensial. Ditambah dengan tenaga-tenaga medis yang satu per satu mulai berguguran, menyebabkan kekhawatiran publik yang meningkat.
“Penyebaran virus Covid-19 memang sangat cepat dan mengkhawatirkan, tetapi lebih mengkhawatirkan lagi adalah penyebaran rasa takut, khawatir, putus asa dan kemarahan yang sangat cepat menghinggapi publik tanah air sebagai efek dari kecepatan penyebaran berita mengenai wabah Covid-19 beserta bumbu-bumbunya,” katanya.
Sumber: Kompas.com